Peran Mahasiswa Dalam Milenium Development Goals
Milenium Development Goal (MDG’s) telah menjadi prioritas pemerintah dalam rencana pembangunan jangka panjang hamper di semua negara, dan juga termasuk daam rencana kerja tahunan berlandaskan pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro environtment, maka dari itu anggaran dana dari pemerintah dari pusat ke daerah untuk mendukung pencapaian berbagai sasaran MDGs terus meningkat setiap tahunnya demi tercapainya tujuan MDG’s yang tepat waktu sesuai dengan yang telah di rencanakan
Saat ini kita berada di tahun 2011. Sebuah tahun yang sangat dekat dengan tahun 2015. Tahun 2015 adalah tahun dimana seluruh masyarakat dunia mendukung atas pencapaian suatu tujuan ambisius. Tujuan ini dinamakan Millenium Development Goals (MDGs). Pada September 2000, tujuan ini dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Millenium yang dihadiri oleh pimpinan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Setidaknya masih ada empat tahun untuk mengejar tujuan-tujuan mulia dari MDGs. Tentunya dalam mencapai tujuan tersebut kita harus sepakat bahwa MDGs merupakan tugas seluruh elemen masyarakat, termasuk bagi mahasiswa. Mahasiswa bisa dimasukan dalam anggota tertentu dalam masyarakat. Mahasiswa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya. Mahasiswa yang secara umum memiliki cara pemikiran yang luas dan cenderung idealis bisa menjadi sebuah kekuatan yang sangat mendukung terwujudnya MDGs.
Adapun target target yang harus dicapai dalam MDG’s yaitu :
1. menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. menurunkan angka kematian anak
5. meningkatkan kesehatan ibu
6. memerangi hiv/aids, malaria dan penyakit menular lainnya
7. memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. membangun kemitraan global untuk pembangunan
Kembali pada kandungan dari MDGs. Jika kita perhatikan dari kedelapan MDGs, empat diantaranya merupakan MDG yang berada dalam ruang lingkup kesehatan. Suatu hal yang menarik, hal ini menjadi bukti bahwa kesehatan merupakan komponen utama yang sangat diperhatikan oleh masyarakat dunia. Dan bisa kita simpulkan bahwa segala yang terkait dengan peningkatan faktor kesehatan masyarakat merupakan komponen penting dalam percepatan terwujudnya MDGs.
Segala hal yang terkait misalnya fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, kemudian pelayan kesehatan itu sendiri seperti dokter, perawat, bidan, sampai dengan komponen kesehatan lainnya seperti mahasiswa bidang kesehatan, baik itu mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat, keperawatan, farmasi, dan juga pendidikan dokter merupakan elemen masyarakat yang perlu dimaksimalkan perannya.
Mahasiswa kesehatan diyakini memiliki peran yang sangat penting dalam menyambung tali kesehatan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Dan potensi peran yang besar ini bisa dijadikan semacam cambuk untuk bisa berperan sejak masih kuliah. MDGs bisa menjadi trigger sehingga seorang mahasiswa kesehatan bisa memberikan kontribusi positif bagi percepatan pencapaian target MDGs.
Setidaknya ada 3 peran kontributif yang bisa dimainkan seorang mahasiswa kesehatan demi tercapainya MDGs.
Pertama, sebagai agent of health.
Pertama, sebagai agent of health.
Apabila kita langsung kaitan dengan MDGs maka seorang agent of health merupakan garda terdepan dalam membina hubungan yang baik kepada masyarakat. Tentunya dengan tujuan agar masyarakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan mereka dan pada akhirnya mereka faham bahwa kesehatan adalah suatu hal yang mahal. Misalnya dengan akses nya yang lebih leluasa dalam bidang kesehatan maka mahasiswa akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan yang merangsang masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Kedua, sebagai agent of change.
Tentunya kita mengharapkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia terus meningkat dan mencapai MDGs empat tahun yang akan datang. Mahasiswa bisa menjadi penggerak perubahan tersebut. Misalnya, dengan pengetahuannya akan bahaya merokok seorang mahasiswa kesehatan mengadakan seminar, kampanye bebas rokok, sampai dengan aksi long march di Hari Tanpa Tembakau sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei
Ketiga, sebagai agent of development.
Peran ini bersinergi dengan peran agent of change. Setiap usaha yang dilakukan demi menuju perubahan yang lebih baik, utamanya menuju MDGs, bisa terus dipertahankan dan dikembangkan pada masa yang akan datang. Tentunya MDGs bukanlah tujuan akhir dari setiap tujuannnya. Mahasiswa kesehatan baik saat ini dan seterusnya mempunyai tanggung jawab meneruskan cita-cita MDGs.
Milenium Development Goals nomor 3-5 :
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdyaan perempuan
Laki-laki dan perempuan di Indonesia mengalami pembedaan dalam berbagai hal baik dalam pendidikan,tatanan sosial masyarakat dan dalam hal pemerintahan akibat dari budaya masyarakat yang sudah turun-temurun. Pada umumnya posisi laki-laki selalu lebih tinggi daripada posisi peremouan. Dalam salah satu tujuan MDGs ini pemerintah berusaha mengahapus ketidak setaraan itu dengan berbagai upaya yang di antaranya melalui peran perawat
· Peran mahasiswa kesehatan :
ü Mendorong kesetaraan pendidikan antara laki-laki dan perempuan
ü Membantu mempromosikan tentang pentingnya pendidikan bagi kaum ibu demi kepentingan mengasuh anaknya
ü Melibakan perempuan dalam organisasi kemahasiswaan
ü Membuat kegiatan yang memugkinkan perempuan bisa mengembangkan diri
ü Mendorong kaum laki-laki untuk menyemangati perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
Secara langsung angka kematian anak sangat berhubungan dengan keadaan ibu dan fasilitas pelayanan kesehatan, karena kondisi anak setelah dilahirkan akan bergantung dari kecukupan gizi ibu dan kesehatan ibu pada saat ibu mengandung. Nutrisi yang diperoleh bayi selama dalam kandungan berasal dari ibunya sehigga kodisi kesehatan ibu pada saat mengandung sangat menentukan keadaan bayinya kelak. Selain dari faktor ibu, faktor pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap kematian anak .
· Peran mahasiswa kesehatan :
ü Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang proses persalinan
ü Memberikan informasi mengenai tempat pelayanan kesehatan
ü Menjadi penggerak dalam kampanye pentingnya imunisasi bagi anak
ü Menginformasikan kepada masyarakat tentang fasilitas kesehatan yang tersedia di tempat pelayanan keseatan.
ü Menginformasikan layanan gratis yang tersedia bagi masyarakat
ü Membantu pemerintah dalam menjalankan kegiatan imunisasi
ü Mengadakan pelayanan kesehatan
ü Melakukan advokasi kepada dinas kesehatan dan kepada tokoh sekitarr yang di anggap berpengaruh terhadap masyarakat
ü Memberikan edukasi dan pelatian keada masyarakat yang mempunyai anak balita
ü Membentuk kader-kader kesehatan di masyarakat
ü Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi
ü Menjadi contoh bagi masyarakat dengan berprilaku bersih dan sehat sesuai standart kesehatan
ü Mencoba advokasi kepada pemerintah untuk menyediakan sarana mobilitas terhadap akses pelayanan kesehatan
ü Terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan. Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian ibu”. Meski semua sepakat bahwa angka kematian ibu terlalu tinggi, seringkali muncul keraguan tentang angka yang tepat.
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa angka kematian ibu dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal itu juga isa berarti bahwa angka kesehatan ibu bertambah,maka untuk lebih meningkatkan lagi kesehatan ibu usaha-usaha yang telah ada sebaiknya di pertahankan atau lebih di tingkatkan.
· Peran mahasiswa kesehaatan :
ü Meningkatkan pengetahuan ibu dan ayah mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan ibu melalui berbagai upaya promotif.
ü Melakukan kampanye kesehatan kepada para ibu
ü Memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada para ibu
ü Pemberian edukasi bagi para remaja maupun para calon ibu terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan seperti usia, gizi, dan penggunaan alat kontrasepsi
ü Memberikan informasi mengenai tempat pelayanan kesehatan
ü Berupaya agar bisa menjadi duta mahasiswa, seperti duta BKKBN karena melalui ajang tersebut kita dapat berperan lebih aktif dalam mengupayakan kesehatan ibu.
ü Sebagai mahasiswa yang berusia remaja, sebaiknya lebih melibatkan diri dalam berbagai aktivitas akademik maupun nonakademik yang membangun sehingga tidak mudah terperngaruh pada seks bebas yang nantinya bisa berefek ketidaksiapan fisik dan mental dalam menghadapi kehamilan