Selasa, 12 Juni 2012

video porno dpr

itulah topik yang sedang di bicarakan
bahkan setio browsing pun ada saja kata kata seperti :
vidio porno Carolin Margret Natasa
vidio porno Carolin Margret Natasa
Adegan dalam video mesum mirip anggota DPR
Sosok ini mirip anggota Komisi IX DPR dari fraksi PDIP 
vidio porno Carolin Margret Natasa dan aria bima 
aduh pusing lah 
bener gak ya?

kalau di detik beritanya begini :
Jakarta Isu video porno menyambar DPR. Kabarnya, ada seorang perempuan mirip anggota Komisi IX DPR dan koleganya yang juga wakil rakyat tertangkap kamera tengah beradegan intim. Benarkah gambar itu anggota DPR?

Pimpinan Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfiz tak mau komisinya diseret isu seperti itu. Dia pun berharap BK DPR bergerak melakukan penelusuran. Walau belum pasti gambar yang beredar itu anggota DPR, namun agar tak menimbulkan gejolak di masyarakat, tindakan harus dilakukan.

""Kita serahkan ke BK saja," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfiz, Selasa (24/4/2012).

Irgan pun menyatakan, dirinya sama sekali tidak tahu soal peredaran video mirip anggota DPR itu. Dia pun belum melihat foto atau videonya. Jadi bagi dia hal itu hanya sebatas rumor.

"Saya belum tahu malahan," katanya.

Sebelumnya, BK DPR menyatakan sudah mendengar ada video itu. BK baru akan bersikap setelah mendapat bukti-bukti.

"BK sudah mendengar ada video porno yang katanya mirip anggota DPR dari Komisi IX, tapi BK belum mendapat foto atau pun video tersebut," kata Ketua BK DPR, M Prakosa.

Isu video itu menyambar seorang perempuan anggota Komisi IX DPR dari PDIP dan seorang laki-laki yang kabarnya juga anggota DPR asal PDIP. Sang laki-laki tersebut merupakan politisi yang tengah naik daun.

Penelusuran detikcom, video itu sebelumnya ramai di situs kilikitik.net, tapi situs itu kini sudah tidak bisa dibuka. Tapi gambar-gambar itu sempat ada di sejumlah media sosial dan di forum-forum, walau dalam tampilan foto dan sudah diburamkan. Di foto-foto yang beredar, tertulis nama perempuan itu yang merupakan anggota DPR dari PDIP asal daerah pemilihan Kalimantan.

Keberadaan video itu ramai sejak, Senin (23/4). Dari cuplikan foto dari video itu terlihat perempuan dan laki-laki yang keduanya berwajah mirip anggota DPR dari PDIP itu tengah berada di sebuah kamar. Dalam foto itu, sang perempuan tanpa sehelai benang pun melakukan hubungan seksual dengan pria tersebut.

(ndr/asy) 


jadi ingat skandal yang lalu
Yahya Zaini dan Maria Eva

Senin, 19 Desember 2011

MILENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)


Peran Mahasiswa Dalam Milenium Development Goals

            Milenium Development Goal (MDG’s)  telah menjadi prioritas pemerintah dalam rencana pembangunan jangka panjang hamper di semua negara, dan juga termasuk daam rencana kerja tahunan berlandaskan pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro environtment, maka dari itu  anggaran dana dari pemerintah dari pusat ke daerah untuk mendukung pencapaian berbagai sasaran MDGs terus meningkat setiap tahunnya demi tercapainya tujuan MDG’s yang tepat waktu sesuai dengan yang telah di rencanakan
Saat ini kita berada di tahun 2011. Sebuah tahun yang sangat dekat dengan tahun 2015. Tahun 2015 adalah tahun dimana seluruh masyarakat dunia mendukung atas pencapaian suatu tujuan ambisius. Tujuan ini dinamakan Millenium Development Goals (MDGs). Pada September 2000, tujuan ini dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Millenium yang dihadiri oleh pimpinan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Setidaknya masih ada empat tahun untuk mengejar tujuan-tujuan mulia dari MDGs. Tentunya dalam mencapai tujuan tersebut kita harus sepakat bahwa MDGs merupakan tugas seluruh elemen masyarakat, termasuk bagi mahasiswa. Mahasiswa bisa dimasukan dalam anggota tertentu dalam masyarakat. Mahasiswa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya. Mahasiswa yang secara umum memiliki cara pemikiran yang luas dan cenderung idealis bisa menjadi sebuah kekuatan yang sangat mendukung terwujudnya MDGs.

Adapun target target yang harus dicapai dalam MDG’s yaitu :

1.      menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2.      mencapai pendidikan dasar untuk semua
3.      mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4.      menurunkan angka kematian anak
5.      meningkatkan kesehatan ibu
6.      memerangi hiv/aids, malaria dan penyakit menular lainnya
7.      memastikan kelestarian lingkungan hidup
8.      membangun kemitraan global untuk pembangunan



Kembali pada kandungan dari MDGs. Jika kita perhatikan dari kedelapan MDGs, empat diantaranya merupakan MDG yang berada dalam ruang lingkup kesehatan. Suatu hal yang menarik, hal ini menjadi bukti bahwa kesehatan merupakan komponen utama yang sangat diperhatikan oleh masyarakat dunia. Dan bisa kita simpulkan bahwa segala yang terkait dengan peningkatan faktor kesehatan masyarakat merupakan komponen penting dalam percepatan terwujudnya MDGs.

Segala hal yang terkait misalnya fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, kemudian  pelayan kesehatan itu sendiri seperti dokter, perawat, bidan, sampai dengan komponen kesehatan lainnya seperti mahasiswa bidang kesehatan, baik itu mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat, keperawatan, farmasi, dan juga pendidikan dokter merupakan elemen masyarakat yang perlu dimaksimalkan perannya.

Mahasiswa kesehatan diyakini memiliki peran yang sangat penting dalam menyambung tali kesehatan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Dan potensi peran yang besar ini bisa dijadikan semacam cambuk untuk bisa berperan sejak masih kuliah. MDGs bisa menjadi trigger sehingga seorang mahasiswa kesehatan bisa memberikan kontribusi positif bagi percepatan pencapaian target MDGs.
Setidaknya ada 3 peran kontributif yang bisa dimainkan seorang mahasiswa kesehatan demi tercapainya MDGs.

Pertama, sebagai agent of health.
Apabila kita langsung kaitan dengan MDGs maka seorang agent of health merupakan garda terdepan dalam membina hubungan yang baik kepada masyarakat. Tentunya dengan tujuan agar masyarakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan mereka dan pada akhirnya mereka faham bahwa kesehatan adalah suatu hal yang mahal. Misalnya dengan akses nya yang lebih leluasa dalam bidang kesehatan maka mahasiswa akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan yang merangsang masyarakat akan pentingnya kesehatan.







Kedua, sebagai agent of change.
Tentunya kita mengharapkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia terus meningkat dan mencapai MDGs empat tahun yang akan datang. Mahasiswa bisa menjadi penggerak perubahan tersebut. Misalnya, dengan pengetahuannya akan bahaya merokok seorang mahasiswa kesehatan mengadakan seminar, kampanye bebas rokok, sampai dengan aksi long march di Hari Tanpa Tembakau sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei

Ketiga, sebagai agent of development.
Peran ini bersinergi dengan peran agent of change. Setiap usaha yang dilakukan demi menuju perubahan yang lebih baik, utamanya menuju MDGs, bisa terus dipertahankan dan dikembangkan pada masa yang akan datang. Tentunya MDGs bukanlah tujuan akhir dari setiap tujuannnya. Mahasiswa kesehatan baik saat ini dan seterusnya mempunyai tanggung jawab meneruskan cita-cita MDGs.



Milenium Development Goals nomor 3-5 :

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdyaan perempuan
Laki-laki dan perempuan di Indonesia mengalami pembedaan dalam berbagai hal baik dalam pendidikan,tatanan sosial masyarakat dan dalam hal pemerintahan akibat dari budaya masyarakat yang sudah turun-temurun. Pada umumnya posisi laki-laki selalu lebih tinggi daripada posisi peremouan. Dalam salah satu tujuan MDGs ini pemerintah berusaha mengahapus ketidak setaraan itu dengan berbagai upaya yang di antaranya melalui peran perawat
·         Peran mahasiswa kesehatan :

ü  Mendorong kesetaraan pendidikan antara laki-laki dan perempuan
ü  Membantu mempromosikan tentang pentingnya pendidikan bagi kaum ibu demi kepentingan mengasuh anaknya
ü  Melibakan perempuan dalam organisasi kemahasiswaan
ü  Membuat kegiatan yang memugkinkan perempuan bisa mengembangkan diri
ü  Mendorong kaum laki-laki untuk menyemangati perempuan

4. Menurunkan angka kematian anak
            Secara langsung angka kematian anak sangat berhubungan dengan keadaan ibu dan fasilitas pelayanan kesehatan, karena kondisi anak setelah dilahirkan akan bergantung dari kecukupan gizi ibu dan kesehatan ibu pada saat ibu mengandung. Nutrisi yang diperoleh bayi selama dalam kandungan berasal dari ibunya sehigga kodisi kesehatan ibu pada saat mengandung sangat menentukan keadaan bayinya kelak. Selain dari faktor ibu, faktor pelayanan kesehatan juga berpengaruh  terhadap kematian anak .
·         Peran mahasiswa kesehatan :

ü  Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang proses persalinan
ü  Memberikan informasi mengenai tempat pelayanan kesehatan
ü  Menjadi penggerak dalam kampanye pentingnya imunisasi bagi anak
ü  Menginformasikan kepada masyarakat tentang fasilitas kesehatan yang tersedia di tempat pelayanan keseatan.
ü  Menginformasikan layanan gratis yang tersedia bagi masyarakat
ü  Membantu pemerintah dalam menjalankan kegiatan imunisasi
ü  Mengadakan pelayanan kesehatan
ü  Melakukan advokasi kepada dinas kesehatan dan kepada tokoh sekitarr yang di anggap berpengaruh terhadap masyarakat
ü  Memberikan edukasi dan pelatian keada masyarakat yang mempunyai anak balita
ü  Membentuk kader-kader kesehatan di masyarakat
ü  Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi
ü  Menjadi contoh bagi masyarakat dengan berprilaku bersih dan sehat sesuai standart kesehatan
ü  Mencoba advokasi kepada pemerintah untuk menyediakan sarana mobilitas terhadap akses pelayanan kesehatan
ü  Terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat






5. Meningkatkan kesehatan ibu
Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan. Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian ibu”. Meski semua sepakat bahwa angka kematian ibu terlalu tinggi, seringkali muncul keraguan tentang angka yang tepat.



Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa  angka kematian ibu dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal itu juga isa berarti bahwa angka kesehatan ibu bertambah,maka untuk lebih meningkatkan lagi kesehatan ibu usaha-usaha yang telah ada sebaiknya di pertahankan atau lebih di tingkatkan.
·         Peran mahasiswa kesehaatan :

ü  Meningkatkan pengetahuan ibu dan ayah mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan ibu melalui berbagai upaya promotif.
ü  Melakukan kampanye kesehatan kepada para ibu
ü  Memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada para ibu
ü  Pemberian edukasi bagi para remaja maupun para calon ibu terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan seperti usia, gizi, dan penggunaan alat kontrasepsi
ü  Memberikan informasi mengenai tempat pelayanan kesehatan
ü  Berupaya agar bisa menjadi duta mahasiswa, seperti duta BKKBN karena melalui ajang tersebut kita dapat berperan lebih aktif dalam mengupayakan kesehatan ibu.
ü  Sebagai mahasiswa yang berusia remaja, sebaiknya lebih melibatkan diri dalam berbagai aktivitas akademik maupun nonakademik yang membangun sehingga tidak mudah terperngaruh pada seks bebas yang nantinya bisa berefek ketidaksiapan fisik dan mental dalam menghadapi kehamilan



Sabtu, 29 Oktober 2011

ASKEP Human Imunodeficiency Virus

1.1    Asuhan Keperawatan



A.    Intoleransi aktivitas

·         Assessment

Kaji kondisi pasien (hanya bisa bergerak di tempat tidur, berdiri, ambulasi dan menunjukkan ADLs dan IADLs)

Kaji respon  emosional, social dan spiritual terhadap aktivitas

 Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

·         Aktivitas kolaborasi

  Berikan analgesic di awal latihan, jika nyeri merupakan faktornya

  Kolaborasikan dengan dokter atau terapi rekreasional untuk merencanakan dan memonitor aktivitas, jika memungkinkan

 Untuk pasien dengan penyakit psikis, memerlukan pelayanan kesehatan psikis

 Dengan ahli gizi, rencana makan untuk meningkatkan intake makanan tinggi energy

 Bekerja sama rehabilitasi jantung jika kondisinya berhubungan dengan penyakit jantung



B.     Gangguan gambaran diri

·         Assessment :

 Kaji dan dokumentasikan respon verbal maupun non verbal terhadap dirinya

 Identifikasi mekanisme koping yang biasa dilakukan

·         Aktivitas kolaborasi:

 Merujuk ke departemen pelayanan social untuk rencana perawatan dengan pasien dan keluarga

 Merujuk ke dokter untuk pelatihan kekuatan dan fleksibilitas, membantu ambulasi

 Merujuk pada tim interdisiplin untuk menangani pasien dengan kebutuhan yang kompleks (ex. : komplikasi pembedahan)



C.     Diare

·         Assessment :

 Melakukan guaiac test on stools

 Pasien telah mengidentifikasi pola usus biasanya

 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, CBC) dan melaporkan ketidaknormalan

 Kaji dan dokumentasikan: frekuensi, warna, konsistensi, dan jumlah atau ukuran stool

·         Aktivitas kolaborasi:

Konsultasikan kepada ahli gizi untuk penyesuaian makanan

·         NOC

 nutritional satatus : food and fluid intake

·         NIC

 Diarrhea Management :

Monitor for sign and symtoms of diarrhea

Assist patient in performing stress reduction

Weigh Management :

Encourage individual to consume adequate amounts of water

Determine individual motivation for eating



D.    Kecemasan

·         Definition : vague uneasy feeling of discomfort or dread accompanied by autonomic response (he source often nonspecific or unkown to the individual); a feeling of apprehension caused by anticipation of danger. It is an alerting ssignal that warns of impending and enables the individual to take measures to deal with threat

·         Defining characteristics

Behavioral : insomnia

Affective : fearful

Parasympathetic : sleep disturbance

Sympathetic : diarrhea

·         NOC:

Suggested outcome : tingkat cemas, koping

Additional associated outcomes : tingkat stress

·         NIC:

Anxiety reduction: minimizing apprehension, dread, foreboding, or uneasiness related to an unidentified source of anticipated danger

·         Activity :

Gunakan pendekatan yang lembut

Berikan informasi yang sebenarnya mengenai diagnosis, pengobatan serta prognosisnya

Berada di dekat pasien untuk meningkatkan kenyamanan dan emngurangi ketakutan

Sarankan keluarga untuk berada di dekat pasien jika memungkinkan

Identifikasi ketika tingkat kecemasan berubah

Tentukan kemampuan pasien untuk membuat keputusan

Observasi tanda kecemasan, baik verbal maupun nonverbal



E.     Kurangnya pengetahuan

·         Definition

absence or deficiency of cognitive information related to a specific topic

·         Defining characteristics : menyatakan secara verbal masalahnya

·         Related factors : keterbatasan kognitif

·         NOC:

Suggested outcomes : pegetahuan b.d. medikasi

Additional associated outcomes : kognitif

·         NIC:

Health education : developing and providing instruction and learning experiences to facilitate voluntary adaptation of behavior conductive to health to individuals, families, groups or communities

·         Activity:

Identifikasi factor internal dan eksternal yang mungkin dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat

Bantu individu, keluarga dan komunitas dalam mengklarifikasi nilai dan kepercayaan kesehatan

Formulasikan tujuan dari program pendidikan kesehatan



F.      Gangguan interaksi sosial

·         Definition : insufficient or excessive quantity or ineffective quality of social exchange

·         Defining characteristics : ketidaknyamanan dalam situasi social, gangguan berinteraksi dengan yang lain, keluarga menyatakan ada perubahan dalam interaksi (misal : style, pattern)

·         Related factors : gangguan proses pikir

·         NOC:

Suggested outcomes : kemampuan berinteraksi social, keterlibatan social,

Additional associated outcomes : gambaran diri, fungsi keluarga, level takut, tingkat stress

·         NIC :

Suggested interventions for problem resolution:

1.      modifikasi perilaku : social skills: assisting the patient to develop or improve interpersonal social skills

activity:

 bantu pasien untuk mengidentiikasi masalah interpersonal sebagai dampak dari kurangnya kemampuan bersosialisasi

 dukung pasien untuk menyatakan secara verbal berhubungan dengan masalah interpersonal

2.      Socialization enhancement: facilitation of another person’s ability to interact with other

Activity:

Bantu pasien dalam keterlibatan social

Bantu pasien dalam mengembangkan hubungan

Tingkatkan aktivitas social dan komunitas

Kembangkan sharing masalah yang dialami dengan yang lain

Additional optional intervention: coping enhancement: assisting a patient to adapt to perceived stressors, changes, or threat that interfere with meeting life demands and roles

Activity:

 Berikan informasi yang sebenarnya mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosisnya

 Evaluasi kemampuan pasien dalam membaut keputusan

 Eksplorasi metode sebelumnya dalam menghadapi masalah hidupnya

 Bantu menyatakan perasaan, persepsi dan ketakutannya secara verbal

 Bantu pasien mengidenifikasi support system yang tersedia

 Tingkatkan keterlibatan keluarga

 Sediakan training social skill jika memungkinkan



G.    risk for infection

·         Definition

at increased risk for being invaded by pathogenic organisms ( meningkatnya resiko untuk diserang organism patogen

·         Risk factor:

 Penyakit kronik

 Imunitas yang tidak adekuat

 Pertehanan tubuh primer yang tidak adekuat : kerusakan kulit,

 Pengetahuan yang kurang untuk menghindari paparan pathogen

 Immunosuppresi

 Agen farmasetik ( obat ARV)

·         NOC :

 Status imun

 Pengetahuan pengendalian infeksi : tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi

 Status nutrisi

 Perilaku imunisasi :  kesadaran untuk diberi imunisasi ( vaksin) untuk mencegah penyakit opportunistic dan ARV

 Deteksi resiko :mampu mengidentifikasi ancaman kesehatan

 Pengendalian resiko : pasien menunjukkan tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi , modifikasi

·         NIC :

 memberikan imunisasi untuk mencegah penyakit opportunistic dan vaksin ARV

·       environmental managemen

mengurangi jumlah pengunjung

 membersihkan lingkungan dengan benar setelah digunakan pengunjung

·       control infeksi :

 mengganti alat yang sudah digunakan setiap kali tindakan

 mengisolasikan pasien di ruang isolasi

 mengajarkan untuk mencuci tangan

 pemakaian universal precaution

 meningkatkan nutrisi dan cairan  yang adekuat

 meningkatkan istirahat

 ajarkan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi gejala infeksi

 ajarkan pada keluarga dan pasien untuk menghindari agen infeksi

·       pengendalian infeksi

 monitor status pertahanan sekunder ( limfosit, albumin, Hb)

 meningkatkan aktivitas olahraga yang tepat

·         aktivitas keperawatan

a.       Assesment

-            monitor for sign of infection example : temperature, pulse rate, drainase, appearance of wuun, appearance of urine, secretion, skin temperature, skin lesion, fatigue, malaise,

-            assess for factor that increase fullnerability to infection

example : advance age, age younger than 1 year, immunocompromise, malnutrition,

-            monitor laboratory values

example : CBC absolute granulosit count, differential result, culture, serum protein and albumin,

-          observe performance of personal hygine practice to protect against infection

1.    patient and family teaching

·                 explain to patient and family why illness of terapi increases the risk for infection

·                 instruct in performance of personal hygine practice example : handwashing

to protect against infection

·                 explain rational and benefit for and side effect of immunization

·                 provide patient and family a method for keeping a record of immunization ( example : form, diary, )

·                 (NIC : infection control)

Instruct patient on appropriate hand washing techniques

Instruct visitors to wash hand on entri and leaving the patient room

2.    Activity collaborative

·                Follow agency protocol for reporting suspective infection or positive culture

·                NIC: infection control : administer antibiotic terapi as appropriate

3.    Other

·                Protect patient from cross contamination by note assigning same nurse to another patient with an infection and not rooming patient with an infected patient

·                (NIC) Infection control :

-          Clean the environment appropriately after each patient use

-          Maintain isolation technique, as appropriate

-          Institute universal precautions

-          Limit the number of visitors, as appropriate



B.     body image disturb :

·         Definsi : confusion in mental picture of one’s physical self ( konfusi pada gambaran mental dari fisik diri seseorang

·         Defining characteristic:

  Respon verbal dan nonverbal terhadap perubahan actual dari stuktur dan fungsi tubuh

  Perasaan negative tentang tubuhnya( putus asa, tidak berdaya)

  Mengungkapkan perubahan gaya hidup

  Perubahan pada keterlibatan social

·         NOC:

·                     Citra tubuh: persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh

·                     Penyesuaian psikososial; perubahan kehidupan, pasien akan memelihara hubungan sosial

·                     Harga diri : penyesuaian diri dari harga diri

·                     Grief resolution :

·         NIC :

o    Pencapaian citra rubuh : peningkatan kesadaran pasien dan ketidaksadaran persepsi dan tingkah laku pasien

o    Ajarkan pada orang tua pentingnya respon mereka terhadap perubahan fisik anak dan penyesuaian di kemudian hari sesuai kebutuhan



C.     Hypotermia

·      NOC :

-          Thermoregulation

-          Vital sign

-          Control Hypotermia

·         NIC :

-          Vital sign monitoring :

 Monitor blood pressure, pulse, temperature and respiratory status

 Monitor for and report sign and symtoms of hypotermia

-          Nutrition management :

 monitor recocded intake for nutritional contet AND CALORIES

 weigh patient at apropirate



D.    Gangguan Membran Mukosa Mulut

·         Definisi : Gangguan pada bibir atau jaringan lunak rongga mulut.

·         Batasan Karakteristik

Subjektif

Nyeri / ketidaknyamanan pada mulut.

Melaporkan sendiri adanya rasa yang tidak normal.

Melaporkan sendiri adanya kesulitan untuk makan atau menelan.

Melaporkan sendiri adanya keterbatasan atau hilangnya rasa / pengecapan.

Objektif

Perdarahan

Lidah bersalut

Deskuamasi

Kesulitan berbicara

Edema

Pembesaran tosil lebih dari perkembangan yang sesuai

Fisura, Ceilitis

Lingua geografik

Hiperplasia gusi

Resesi gusi, kantung lebih dari 4 mm

Halitosis

Hiperemia

Makroplasia

Mukosa terkelupas

Lesi atau ulkus mulut

Adanya pathogen

Drainase purulen atau eksudat

Massa kemerahan atau kebiruan (misalnya, hemangioma)

Lidah yang kaku, atrofi, atau sensitive

Stomatitis

Versikel, nodulus, atau papula

Bercak / plak putih, bercak seperti busa, atau eksudat putih seperti kepala susu

Xerostomia (mulut kering)

·         NOC

  Kesehatan mulut: Kondisi mulut, gigi, gusi, dan lidah

  Integritas Jaringan: kulit dan membran Mukosa: keutuhan struktur serta fungsi fisiologis yang normal dari kulit dan membrane mukosa.

·         Intervensi Prioritas

  Restorasi kesehatan mulut: peningkatan penyembuhan untuk pasien yang mengalami lesi mukosa oral atau gigi.

·         Aktivitas Keperawatan

Pengkajian

·         Identifikasi zat yang mengiritasi, seperti tembakau, alcohol, makanan, obat- obatan, suhu makanan yang ekstrem, dan bumbu makanan.

·         Kaji pemahaman dan kemampuan pasien untuk melakukan perawatan mulut.

·         Restorasi Kesehatan Mulut (NIC):

Pantau pasien setiap penggantian tugas jaga dari adanya kekeringan pada mukosa mulut, pantau efek terapeutik dari anestesi toikal, pasta perlindungan mulut, dan analgesic sistemik atau topical, sesuai dengan kebutuhan.



Pendidikan untuk Pasien/ keluarga

·         Restorasi kesehatan mulut (NIC):

Anjurkan program kesehatan mulut sebagai bagian dari perencanan pulang.

Instrusikan pasien untuk menghidari pembersihan mulut komersial.

Instrusiksiakan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala infeksi kepada dokter sesegera mungkin.

Aktivitas Kolaborasi

Rundingkan dengan dokter menyagkut instruksi berkumur anti jamur atau anestesi topic oral jika terdapat infeksi jamur.

Aktivitas Lain

·            Sediakan perawatan mulut sebelum makan atau sesuai dengan kebutuhan

·            Hindari pengguanan permen bergula atau permen karet

·            Bersihkan gigi also setiap kali setelah makan.



E.     Nutrition : Imbalanced, less than body Requirment

Definition :  :  Disruption of the lips and/or soft tissue of the oral cavity.

a.      NOC : Nutritional status : Food and Fluid Intake

·         Oral fluid intake

·         Oral food intake

b.      Nutritional status : Nutrient Intake

·         Calori intake

·         Protein intake

·         Carbohydrate intake

·         Fiber intake

c.       Weight: Body Mass

Weight

NIC :  1. Fluid Management :

  Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mucus, tekanan darah orthostatic)

  Monitor tanda-tanda vital

  monitor intake  makanan dan minuman, hitung intake kalori perhari

  berikan cairan sesuai kebutuhan.

  tawarkan makanan kecil seperti minuman dan buah segar.

1.      Nutrition management:

  Dorong pasien untuk menyiapkan dn menyimpan makanan dengan cara yang bersih.

  Menyediakan makanan kecil yang bernutrisi, tinggi protein, tinggi kalori dan minuman yang dapat langsung dikonsumsi untuk pasien.

  Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan agar sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh.

2.      Vital sign monitoring

  Monitor tekanan darah, suhu, nadi pernafasan

3.      Weight management

   Bicarakan denan pasien bahwa suatu kondisi medis dapat berpengaruh pada berat badan

   Dorong pasien untuk mengkonsumsi air dengan jumlah yang adekuat per hari.

ASKEP Human Imunodeficiency Virus

sambungan dari halaman pertama



1.1    Asuhan Keperawatan

A.    Intoleransi aktivitas
·         Assessment
ü  Kaji kondisi pasien (hanya bisa bergerak di tempat tidur, berdiri, ambulasi dan menunjukkan ADLs dan IADLs)
ü  Kaji respon  emosional, social dan spiritual terhadap aktivitas
ü  Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
·         Aktivitas kolaborasi
ü  Berikan analgesic di awal latihan, jika nyeri merupakan faktornya
ü  Kolaborasikan dengan dokter atau terapi rekreasional untuk merencanakan dan memonitor aktivitas, jika memungkinkan
ü  Untuk pasien dengan penyakit psikis, memerlukan pelayanan kesehatan psikis
ü  Dengan ahli gizi, rencana makan untuk meningkatkan intake makanan tinggi energy
ü  Bekerja sama rehabilitasi jantung jika kondisinya berhubungan dengan penyakit jantung




B.     Gangguan gambaran diri
·         Assessment :
ü  Kaji dan dokumentasikan respon verbal maupun non verbal terhadap dirinya
ü  Identifikasi mekanisme koping yang biasa dilakukan
·         Aktivitas kolaborasi:
ü  Merujuk ke departemen pelayanan social untuk rencana perawatan dengan pasien dan keluarga
ü  Merujuk ke dokter untuk pelatihan kekuatan dan fleksibilitas, membantu ambulasi
ü  Merujuk pada tim interdisiplin untuk menangani pasien dengan kebutuhan yang kompleks (ex. : komplikasi pembedahan)




C.     Diare
·         Assessment :
ü  Melakukan guaiac test on stools